Ratusan Warga dan Polisi Bentrok

Polres Kepulauan Seribu
0


Ilustrasi
   
        Ratusan warga terlibat saling serang dengan polisi yang mengamankan proses eksekusi lahan di Jalan Dr Sam Ratulangi, Kelurahan Mario, Kecamatan Mariso, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (21/10).

Mereka saling serang dengan menggunakan batu, bom molotov, anak panah dan gas air mata. Bentrok terjadi karena warga menolak eksekusi lahan yang mereka tempati oleh petugas eksekutor yang pengamanannya dibantu polisi.

Rencana eksekusi itu merupakan yang ketiga kali, setelah pemilik lahan Hamidah memenangkan gugatan perdata atas lahan yang ditempati ratusan warga. Namun, warga yang menolak rencana eksekusi melakukan perlawanan.

Warga tidak bersedia meninggalkan lahan yang mereka tempati dengan alasan mereka memiliki bukti kepemilikan sejak 30 tahun lalu. Namun, bukti yang mereka miliki bukan sertifikat tanah.

"Kami sudah tinggal di sini sejak 30 tahun lalu. Masa tiba-tiba ada yang datang mengakui lahan ini," tegas Wahyu, salah seorang warga.

Akibat saling serang antara warga dan polisi, aktivitas belajar mengajar di Sekolah Pergurun Nasional yang jaraknya hanya 100 meter dari lokasi bentrok terganggu. Murid maupun guru panik mendengar suara sejumlah tembakan gas air mata dan ledakan bom molotov, sehingga seluruh murid SD, SMP dan SMA di komplek sekolah itu dipulangkan lebih cepat.

Hingga kini warga dan polisi masih saling berhadapan dan bertahan di tempat masing-masing. Warga mempertahankan 24 unit rumah yang ada di atas lahan seluas 3.257 meter persegi tersebut. (Sumber)

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)