Indonesia Sudah Disadap NSA sejak Tahun 1950

Polres Kepulauan Seribu
0

Jakarta - Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, aksi sadap sinyal komunikasi yang dilakukan intelijen Australia bukanlah hal baru. Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengungkapkan, Indonesia telah disadap sejak 1950-an.

Dikatakan Mahfudz, Kedutaan Besar Australia di Indonesia dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi intelijen sebagai bagian dari upaya pengawasan global Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (National Security Agent/NSA).

"Australia tidak bekerja sendiri, tapi bekerja dalam kesatuan 'The Five Eyes', di mana ada lima negara di belakangnya yakni UK (Inggris), USA (Amerika Serikat), New Zealand, dan Kanada, termasuk Australia. Data yang didapat disebar ke negara 'The Five Eyes' itu," ujar Mahfudz dalam dialog pergerakan dengan tema 'Penyadapan dan Diplomasi' Kita di Rumah Pergerakan di Jalan Teluk Langsa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (22/11/2013).

Dikatakan Mahfudz, reaksi berlebihan Indonesia saat mengetahui penyadapan itu karena Indonesia sebelumnya tidak pernah menyangka negara yang dianggap teman justru melakukan penyadapan.

"Secara diplomasi luar negeri dan politik, Indonesia berpikir thousand friend, zero enemy. Indonesia merasa tidak punya musuh tepat tiba-tiba disadap, akhirnya marah. Indonesia target utama penyadapan Australia. Indonesia tidak masuk kesatuan The Five Eyes, Nine Eyes, atau Twelve Eyes makanya masuk target penyadapan," ungkapnya.

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)