Jakarta - Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja memaparkan data tentang korupsi di
Indonesia dalam seminar di Sekolah Staf dan Pimpinan Pertama (Sespimma)
Polri. Adnan menyatakan lembaga terkorup tahun 2012/2013 adalah Polri.
"Yang paling korup polisi. Di Vietnam yang paling korup polisi, di Thailand polisi, Indonesia yang paling korup juga polisi. Ini potret ASEAN," kata Adnan Pandu Praja saat menjadi pembicara di seminar Sespimma Angkatan 50 di balai besar Sespimma Polri, Jl Ciputat Raya 40, Kebayoran Lama, Jaksel, Kamis (14/11/2013).
Hadir sekitar 100 peserta dari Kepolisian, Kejaksaan, Kemenkum HAM, dan Kemendagri.
Adnan menyadur data dari Transparancy International Indonesia (TII) tentang Global Corruption Barometer 2013. Dalam data itu tahun 2012/2013 peringkat 1 korupsi adalah polisi dan parlemen.
Dalam data di tingkat ASEAN masih menurut TII, dari 6 negara seluruhnya terkorup adalah polisi dengan angka 43%, dan Indonesia terkorup di ASEAN dengan angka 75%.
"Bandingkan polisi Indonesia dengan yang lain, ini potret kita," ujarnya.
Data itu menurut Adnan, jangan menjadi kebanggaan, justru harus menjadi introspeksi dan evaluasi ke dalam.
"Jangan bilang ternyata sama dengan yang lain nggak apa-apa. Ini harus dikoreksi dan direnungkan," ucap mantan anggota Kompolnas itu. (Sumber)
"Yang paling korup polisi. Di Vietnam yang paling korup polisi, di Thailand polisi, Indonesia yang paling korup juga polisi. Ini potret ASEAN," kata Adnan Pandu Praja saat menjadi pembicara di seminar Sespimma Angkatan 50 di balai besar Sespimma Polri, Jl Ciputat Raya 40, Kebayoran Lama, Jaksel, Kamis (14/11/2013).
Hadir sekitar 100 peserta dari Kepolisian, Kejaksaan, Kemenkum HAM, dan Kemendagri.
Adnan menyadur data dari Transparancy International Indonesia (TII) tentang Global Corruption Barometer 2013. Dalam data itu tahun 2012/2013 peringkat 1 korupsi adalah polisi dan parlemen.
Dalam data di tingkat ASEAN masih menurut TII, dari 6 negara seluruhnya terkorup adalah polisi dengan angka 43%, dan Indonesia terkorup di ASEAN dengan angka 75%.
"Bandingkan polisi Indonesia dengan yang lain, ini potret kita," ujarnya.
Data itu menurut Adnan, jangan menjadi kebanggaan, justru harus menjadi introspeksi dan evaluasi ke dalam.
"Jangan bilang ternyata sama dengan yang lain nggak apa-apa. Ini harus dikoreksi dan direnungkan," ucap mantan anggota Kompolnas itu. (Sumber)
