 |
| Ilustrasi |
Jakarta - Kapten Inf AB dan SP, rupanya menjadi bagian sindikat penculikan warga
asing. Belum diketahui motifnya apa, perwira TNI AD dan anggota Batalyon
Serbaguna Trikora ini berperan penting dalam upaya penculikan terhadap
Zhon Zong Sun, 38, Warga Negara China.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, Rabu (20/11), menjelaskan kejadian itu bermula saat pelaku berada di perusahaan pergudangan 21, di Kawasan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. Saat ia tengah duduk di depan kantornya, tanpa diduga datang lima lelaki menghampiri dan menyergapnya. Korban lantas dimasukkan ke dalam mobil Nissan Livina warna perak dan melaju kencang menjauhi lokasi itu.
Komplotan ini lantas menghubungi teman korban dengan tujuan meminta uang tebusan. Tak tanggung-tanggung, fulus Rp500 juta diminta untuk disiapkan sebagai penukar nyawa Zhon. Kawan korban bernegosiasi. Disepakati harga tebusan turun menjadi Rp150 juta. Lokasi penyerahan uang dan korban pun disepakati.
Kawan korban yang sudah melapor polisi pun berpura-pura mendatangi lokasi. Ia membawa uang yang dijanjikan. Dua orang kurir dari pihak penculik datang di hari yang dijanjikan, Selasa (19/11) pukul 17.00 WIB. Mereka pun masuk jebakan petugas Polres Jakarta Barat dan tertangkap.
Kasus kemudian dikembangkan untuk menelusuri lokasi penyekapan. Keesokan harinya, pukul 15.30 WIB, polisi berhasil menemukan lokasi persembunyian tiga orang pelaku dan sandera, di Kampung Besar, Teluk Naga, Tangerang. Penyergapan ini tak berlangsung begitu mulus. Pelaku mengadakan perlawanan dengan menodongkan senjata. Tak ada pilihan lain, polisi mengeluarkan timah panas untuk melumpuhkan mereka.
AB terkena luka tembak di mata kaki, SP ditembak di bagian betis kanan. Selain itu, ada pelaku M Pendi, 41, wiraswastawan, yang tertembak di kaki kanan. Polisi juga menciduk Budiman Ramdhani, 33, yang berprofesi sebagai Satpam, serta Rohani, 37.
Dari lokasi kejadian, petugas menyita dua senjata api, uang Rp21 juta, Kartu Tanda Anggota TNI, sangkur, tali, Handy Talky, serta borgol.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, Rabu (20/11), menjelaskan kejadian itu bermula saat pelaku berada di perusahaan pergudangan 21, di Kawasan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. Saat ia tengah duduk di depan kantornya, tanpa diduga datang lima lelaki menghampiri dan menyergapnya. Korban lantas dimasukkan ke dalam mobil Nissan Livina warna perak dan melaju kencang menjauhi lokasi itu.
Komplotan ini lantas menghubungi teman korban dengan tujuan meminta uang tebusan. Tak tanggung-tanggung, fulus Rp500 juta diminta untuk disiapkan sebagai penukar nyawa Zhon. Kawan korban bernegosiasi. Disepakati harga tebusan turun menjadi Rp150 juta. Lokasi penyerahan uang dan korban pun disepakati.
Kawan korban yang sudah melapor polisi pun berpura-pura mendatangi lokasi. Ia membawa uang yang dijanjikan. Dua orang kurir dari pihak penculik datang di hari yang dijanjikan, Selasa (19/11) pukul 17.00 WIB. Mereka pun masuk jebakan petugas Polres Jakarta Barat dan tertangkap.
Kasus kemudian dikembangkan untuk menelusuri lokasi penyekapan. Keesokan harinya, pukul 15.30 WIB, polisi berhasil menemukan lokasi persembunyian tiga orang pelaku dan sandera, di Kampung Besar, Teluk Naga, Tangerang. Penyergapan ini tak berlangsung begitu mulus. Pelaku mengadakan perlawanan dengan menodongkan senjata. Tak ada pilihan lain, polisi mengeluarkan timah panas untuk melumpuhkan mereka.
AB terkena luka tembak di mata kaki, SP ditembak di bagian betis kanan. Selain itu, ada pelaku M Pendi, 41, wiraswastawan, yang tertembak di kaki kanan. Polisi juga menciduk Budiman Ramdhani, 33, yang berprofesi sebagai Satpam, serta Rohani, 37.
Dari lokasi kejadian, petugas menyita dua senjata api, uang Rp21 juta, Kartu Tanda Anggota TNI, sangkur, tali, Handy Talky, serta borgol.
