Jakarta - Sebanyak 700 personel kepolisian dilibatkan untuk mengawal aksi demo
ratusan dokter hari ini, Rabu (27/11/2013) di beberapa titik di ibukota
seperti di Mahkamah Agung, Istana Negara dan Bundaran HI.
Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya, Kombes Pol Chairul Noor Alamsyah mengatakan 700 personel kepolisian tersebut disebar ke tiga titik aksi unjuk rasa.
"Total
pengamanan untuk demo dokter di Mahkamah Agung, Istana Negara dan
Bundaran HI ada 700 personel. Mereka gabungan dari Polda Metro, Jajaran
Polri, Dalmas dan Brimob," ujar Chairul kepada Tribunnews.com.
Chairul menambahkan sampai siang ini, aksi demo dokter di ibukota masih kondusif dan aman.
Untuk
diketahui, adanya rencana mogok dokter kandungan se-Indonesia itu
merupakan bentuk solidaritas para dokter atas kasus Dr Dewa Ayu Sasiary
Prawani di Manado dituduh melakukan malpraktek.
Informasi yang dihimpun Tribunnews.com, beberapa aksi unras dokter di ibukota yakni :
1.
Aksi di Bundaran Hotel Indonesia, kantor Mahkamah Agung, depan Istana
Negara, dilakukan oleh massa dari Dokter Indonesia Bersatu sebanyak 100
massa, giat aksi : pukul 08.00 - 12.00 wib.
2. Aksi di kantor
Mahkamah Agung dilakukan oleh massa dari Pengurus Besar Ikatan Dokter
Indonesia sebanyak 500 massa, giat aksi : pukul 09.00-12.00 wib.
3.
Aksi di Tugu Adipura Jl Veteran Kota Tangerang dilakukan oleh massa
dari Ikatan Dokter Indonesia Cabang Tangerang sebanyak 400 massa, giat
aksi : pukul 08.00 wib.
Aksi unjuk rasa ratusan dokter di ibukota
itu sudah diberitahukan ke pihak kepolisian. Dan sejumlah personel
kepolisian juga disiagakan mengawal jalannya aksi demo.
Sebelumnya
diberitakan seluruh dokter spesialis obstetri dan ginekologi (SpOG)
atau spesialis kandungan di seluruh Indonesia mengancam mogok kerja
sehari besok sebagai bentuk solidaritas para dokter atas kasus Dr Dewa
Ayu Sasiary Prawani.
Dr Dewa Ayu dipidana di Manado karena dituduh
melakukan malpraktek dan adapun imbauan mogok kerja sehari muncul dari
dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan Pengurus Besar
Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (PB POGI).