Polreskepulauanseribu.com - Memasuki musim hujan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau agar nelayan di Kepulauan Seribu mewaspadai angin puting beliung. Meskipun ini fenomena yang biasa terjadi di masa transisi musim, namun tidak bisa dideteksi dini.
Menurut Ferry, ada tanda-tanda yang bisa dicermati oleh warga yang ingin berlayar. Biasanya satu hari sebelum sebelum terjadinya puting beliung, udara pada malam hingga pagi hari terasa panas dan gerah."Fenomena ini tidak bisa diprediksi secara spesifik, hanya bisa diprediksi antara 30 sampai 60 menit sebelum kejadian," ujar Ferry Budiharso, SE Kasubbag Humas Polres Kepulauan Seribu meneruskan informasi dari BMKG, Selasa (24/10).
"Kemudian sekitar pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan putih berlapis-lapis (Cumulus). Di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.' imbuhnya.
Kemudian, tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cumulonimbus (Cb). "Jika merasakan tanda seperti itu, tingkat keakuratannya 50 persen," tuturnya.
Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Victor Siagian, SIK, M.Si mengimbau warga untuk tetap waspada karena intensitas hujan dan angin masih tidak menentu untuk saat ini. mengingat wilayah Pulau Seribu sering di landa angin puting beliung sehingga saya imbau agar terus waspada mengingat hal serupa pernah terjadi di tahun sebelumnya hingga memporak-porandankan pemukiman warga,” terangnya
Hilmansyah (23) salah satu warga Pulau Tidung mengatakan, saat itu dirinya hendak menuju Pulau Kelapa dari Pulau Tidung menggunakan kapal nelayan. Namun tiba-tiba sekitar pukul 09.00 diperairan Pulau Semak Daun muncul pusaran puting beliung, Senin (23/10)
"Jarak kapal dengan pusaran angin puting beliung sekitar dua kilometer. Kami sempat panik dan kapal memutar. Alhamdulillah kami sampai," tandasnya.
(Humas Res KS)
